FORMULA INFUS

Jumat, April 09, 2010

Infus iv glukosa NaCl (pengganti cairan tubuh, infus mengandung karbohidrat)

Glukosa 5%

NaCl q.s

Aqua p.i ad 500 ml
Perhitungan Tonisitas

Þ Perhitungan ekivalensi NaCl

E = 17 x L

M

E = 17 x 1,9

198,17

E = 0,163

Tonisitas

Glukosa = 5 % x 0,0163 = 0.815 %

NaCl = a x 1 = a

0,9 % (isotonis)

a = 0,085 %

Formula jadi

Glukosa 5 %

NaCl 0,085 %

Aqua p.i ad 500 ml

Dibuat 2 botol infus @ 500 ml, total volume infus 1000 ml

Glukosa = 5 % x 1000 = 50 g

NaCl = 0,085 % x 1000 = 0,85 g

Volume = 1000 ml + ( 10 % x 1000 )

= 1100 ml

Glukosa = 1100 x 50 g + 5 % x 1100 x 50 g 1000 1000

= 57,75 g

NaCl

= 1100 x 0,85 g + 5 % x 1100 x 0,85 g

1000 1000

= 0,98175 g

Norit = 0,1 % x 1100 = 1,1 g

H2O2 = 0,1 % x 1100 = 1,1 g

Tiap 500 ml mengandung

Glukosa 25 g

NaCl 0,425 g

Aqua p.i ad 500 ml

Infus Uiv ntuk penderita diare berat

Locke Ringer

Formula dasar (FI IV hal 1175)

NaCl 9,0 g

KCl 0,42 g

CaCl2 0,24 g

MgCl2 0,2 g

NaHCO3 0,5 g

Dekstrosa 0,5 g

Agua p.i ad. 1000ml

Formula jadi : ad. 500ml (ambil ½ nya)

Latar belakang :

- Locke – Ringer mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-elektrolit dan karbohidrat sesuai untuk penderita diare berat

- Digunakan norit, yaitu untuk menyerap pirogen dan mengurangi kelebihan H2O2

- Cara sterilisasi yang digunakan adalah dengan teknik otoklaf karena bahan-bahan yang digunakan tahan panas

Perhitungan tonisitas:

v = Σ (w x E) x 111,1

= [(4,5 x 1) + (0,21 x 0,76) + (0,12 x 0,51) + (0,50 x 0,16) + (0,25 x 0,65)] x 111,1

= 551,4226 mL

% tonisitas = 551,4226/500 x 0,9 = 0,993 %

Injeksi iv mengandung glukonat

formula

Ca glukonat 5 meq /l ( steril DF hal 248)

NaCl q.s

Aqua PI ad 500 ml

Latarbelakang

Ca glukonat untuk memenuhi kebutuhan Ca tubuh

NaCl untuk membuat larutan isotonis

Pembuatan : otoklaf

Spesifik : 1 g Ca glukonat 4,5 mEq Ca ( DI 88 hal 1401)

Kebutuhan tubuh 4,5-5,5 mEq kalsium perhari

Dipilih dosis 4,5 mEq

1 g Ca. glukonat (monohidrat) ~ 4,5 mEq kalsium

Dikonversi menjadi :

4,5 mEq x 1 g = 1 g

4,5 mEq

Maka, formula menjadi :

Ca glukonat 1 g

Aqua pro injeksi ad 1000 mL

Tonisitas

E NaCl = 0,18

Ca glukonat 1g → 1 g/100 mL = 0,1 %

0,1 % x 0,18 = 0,018 % (hipotonis)

Pengisotonis (NaCl) = 0,9 % – 0,018 % = 0,882 %

Maka, NaCl yang dibutuhkan:

0,882 % x 100 mL/ 1000 mL = 8,82 g

Maka, formula menjadi :

Ca glukonat 1 g

NaCl 8,82 g

Aqua pro injeksi ad 1000 mL

Perhitungan lihat di infus lain!!!!!

Injeksi iv glukosa 10%

Formula

Glukosa 10%

NaCl q.s

Aqua p.i ad. 500ml

Latar belakang

- Glukosa sebagai zat aktif untuk menambah energy pada pasien yang kehilangan banyak cairan tubuh karena diare berat, hipoglikemik, dehidrasi

- Pembuatan : Sterilisasi akhir (otoklaf 121OC, 15 menit)

Tonisitas:

Lihat infus lain!!!

Perhitungan:

Lihat infus lain!!!!

Infus iv ammonium klorida

(Alkalosis metabolik)

Tiap 100 ml mengandung (Martindale hal 1085)

Ammonium klorida 1%

(pemilihannya tergantung kondisi pasien sesuaikan dengan pendahuluan)

Aqua pi ad 100 ml

Sterilisasi : otoklaf

Latar belakang:

o Pada formula ini digunakan zat aktif tersebut karena pada penyakit alkalosis metabolik terjadi kelebihan basa. Oleh karena itu kelompok kami memilih zat aktif tersebut untuk mengembalikan suasana kelebihan basa menjadi netral, infus ini dapat juga untuk cairan pengganti elektrolit.

o Pada formula ini juga ditambahkan zat aktif ammonium klorida karena biasanya orang atau pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang parah penyakit alkalosisnya yang ditandai dengan spasme dan kontraksi otot yang berkepanjangan (kejang) dan pada kondisi yang sudah parah segera diberikan ammonium klorida untuk menetralkan keadaan darah yang kelebihan basa.

o Pada formula ini digunakan aqua pro injeksi sebagai pelarut.

o Pada formula ini dari perhitungan tonisitas ternyata infus yang kami buat ini hipertonis. Oleh karena itu perlu diperhatikan tetesan tiap menitnya agar infus menjadi isotonis. Perlu diingat bahwa infus yang isotonis tetesan per menitnya adalah 2 ml per menit. Maka pada pemakaiannya infus ini diusahakan tetesan per menitnya kurang dari 2 ml.

o Pada formula ini dibuat 1 botol 100 ml karena hanya untuk pengelolaan alkalosis metabolik

o Pada formula ini infus diberikan secara intravena untuk segera dapat memberikan efek.

o Pada formula ini digunakan H2O2 untuk menghilangkan pirogen yang terdapat pada air untuk injeksi sedangkan norit digunakan untuk menghilangkan pirogen dari botol infus.

Perhitungan dan Penimbangan

Kesetaraan equivalent elektrolit

1 g NH4Cl ≈ 18,69 mEq Cl E3 = 1,12

NH4Cl : 2% x 100 ml = 2 g

Perhitungan tonisitas

V = [(W x E)] x 111,11

= [ (2 x 1,12)] x 111,11

= 248,8864 ml

% Tonisitas = Z ml / 100 ml x 0,9 %

= 248,8864 ml / 100 ml x 0,9 %

= 2,240 %

Kesimpulan :

Larutan infus ini hipertonis maka perlu diperhatikan tetesan per menitnya isotonis (0,9%) tetesan per menit = 2 ml / menit

Hipertonis (3,15%) maka tetesan permenitnya

= 0,9%/2,240% x 2 ml = 0,8036 ml

INFUS IV RINGER LAKTAT (Na laktat)

Infus intravena Na laktat, misal 2 botol

Formula dasar (DI 2003 hal 2474)

Na laktat 50 mEq

Aqua pi ad 300 ml

Formula jadi

(Sterilisasi akhir dengan otoklaf 121oC 15 menit)

Na laktat 83,33 mEq

Aqua pi ad 500 ml

Perhitungan

1 g Na laktat ~ 8,9 mEq Na laktat

(Martindale 28 hal 640)

83,3 mEq x 1 g = 9,36 g

8,9 mEq

E NaCl Na laktat = 0,55 (Sprowls hal 189)

V = (W x E) x 111,1

= (9,36 x 0,55) x 111,1 = 571,94 ml

% tonisitas = 571,94 ml x 0,9 %

500 ml

= 1,029%(hipertonis)

Maka di etiket ditulis:

Larutan ini bersifat hipertonis. Harap diperhatikan laju tetesan per meit, laju tetesan maksimal 5 ml/ menit

Penimbangan:

V = (v x n) + 10 % (vx n )

= (2 x 500) + 10 % (2 x 500)

= 1100 ml
class="fullpost">
Latar belakang

- Na laktat sebaga zat aktif dimana zat ini merupakan agen pengalkali yang digunakan sebagai sumber bikarbonat untuk pencegahan dan pengobatan asidosis metabolik ringan – seddang

- Tidak ditambah zat pengisotonis karena didapat larutan hipertonis dengan catatan laju tetesan tidak lebih dari 300 ml/jam (DI 2003 hal 2474)

- H2O2 untuk menghilangkan pirogen pada aqua pi karena injeksi vol. 10 ml harus bebas pirogen

- Norit untuk menghilangkan pirogen pada larutan obat

INFUS IVPROTEIN

Formula jadi

Dosis : 5-10 % dalam air

Tiap botol mengandung (500 ml) :(Martindale P 49)

Arginin Hidroksida 5%

NaCl qs

Aqua p.i ad 100 ml

Alasan pemilihan formula: : takut hiperproteinemia

· Protein merupakan makromolekul, dimana monomernya adalah asam amino. Dipilih asam amino Arginin HCl karena merupakan salah satu asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh..

· Walaupun pada sediaan infus ini tidak mengandung pengawet, uji sterilisasinya dilakukan secara filtrasi karena volumenya yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk di inokulasi langsung.

Indikasi : pengobatan hyperammonaemia

Perhitungan Tonisitas

E arginin HCl = 17 L / M

L = ptb molal

M= BM Arginin

E = 17 x ( 1,9/ 210,7)

= 0,15

Arginin untuk 1 L = 40g

Hitung tonisitas: lihat di infuse lain!!!!

Perhitungan, lihat di infuse lain!!!

INFUS MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN ION / ELEKTROLIT / DEHIDRASI

Formula Dasar: berdasarkan buku Steril Dossage Form hal 253-254, dilihat dari kandungan atau konsentrasi ion-ion (elektrolit) yang normal pada plasma.

Tiap Liter mengandung :

NaCl 135-145 mEq

KCl 3,5-5,0 mEq

CaCl2 5 mEq

MgCl2 2 mEq

Sehingga di buat infus dengan formula yang dipilih:

NaCl 70 mEq

KCl 2 mEq

CaCl2 2,5 mEq

MgCl2 1 mEq

Dekstrosa qs (ad isotonis)

Aqua pi ad 500 ml

Penimbangan (setiap 1 L)

NaCl = 2 x 70 mEq x 1g = 8,187 g

17,1 mEq

KCl = 2 x 2 mEq x 1g = 0,2985 g

13,4 mEq

CaCl2 = 2 x 2,5 mEq x 1g = 0,367 g

13,6 mEq

MgCl2 = 2 x 1 mEq x 1g = 0,204 g

9,8 mEq

V = {( W1 x E1 )+( W2 x E2 )+( W3 x E3 )+( W4 x E4 )} x 111,11

1100 = {( 9,006 x 1,0 )+( 0,328 x 0,76 )+( 0,4037 x 0,51 )+( 0,224 x 0,45 )+ (0,18 x W5)} x 111,11

1100 = {( 9,006 + 0,2493 + 0,206 + 0,1008 ) + (0,18 x W5) } x 111,11

1100 = {9,5621 + (0,18 x W5) } x 111,11

1100 = 1062,445 + 19,9998 x W5

37,555 = 19,9998 x W5

W5 = 1,8777 g

W5 = Dekstrosa yang dibutuhkan agar infus isotonis (0,9%)

% isotonis setelah penambahan dekstrosa = 0,9 %

Kandungan dekstrosa setiap botol infus

= 500/1100 x 1,8777 g = 0,8535 g ~ 0,854 g

INFUS iv DEKSTROSA NaCL

Rencana formula

Dekstrosa 5 %

NaCl q.s

Aqua p.i ad 500 ml

Perhitungan tonisitas:lihat tonisitas yang lain:

Latar Belakang Penetapan Formula

1. Dosis Dekstrosa untuk injeksi IV adalah 5% dan berfungsi sebagai penambah / pelengkap cairan tubuh.

2. NaCl digunakan sebagai larutan pengisotonis agar sediaan infus setara dengan 0,9% larutan NaCl, dimana larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan cairan tubuh.

3. Tidak digunakan pengawet karena berdasarkan literatur (DI 88 hal. 1427) karena sediaan infus yang dibuat merupakan tekanan tunggal sehingga kemungkinan terjadinya kontaminasinya mikroba sangat kecil.

INFUS IV MENGANDUNG NUTRISI

Formula:

Glucosa 5%

Arginin HCl qs

Vitamin C qs

Aqua.p.i ad 500 ml

Hitung tonisisitas!!!

INJEKSI LARUTAN GLISIN

Formula Dasar (DI hal 2556)

Glisin 15mg/ml

Aqua pi ad 500 ml

Formula jadi

Glisin 15 mg/ml

NaCl qs

Aqua pi ad 500 ml

Infuse iv glisin ( asupan protein)

(yuki punya)

Glisin 1,5 % ( martin 28 hal 53)

Aqua pi ad 500 ml

Pembuatan : otoklaf 121 ®c 15

HITUNG TONISISTAS!!!

:

INFUS IV NaCL

Formula:

NaCl 0,9%

Aqua pi ad 500 ml

INFUS IV MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN KARBOHIDRAT

Formula jadi :

Dekstrosa 5 % ( DI p. 2505 )

NaCl qs

Aqua pi ad 500 ml

Perhitungan tonisitas

E dekstrosa = 5 % x 0,16 = 0,8 %

NaCl yang dibutuhkan = 0,9 % - 0,8 % = 0,1 %

g NaCl = 0,1 g /100ml x 500 ml = 0,5 g

Rute = iv

Sterilisasi = autoklaf 121 ºC, 15 menit

INFUS UNTUK PENGELOLAAN METABOLIK ASIDOSIS (Na bikarbonat)

Formula :

Na Bikarbonat 5 mEq/kg BB

Aqua pi ad 500 ml

Latar Belakang :

Na. Bikarbonat dipilih sebagai zat aktif dimana Na.bikarbonat merupakan agen pengalkali yang menghasilkan ion bikarbonat untuk pengobatan asidosis metabolit akut.

H2O2 untuk menghilangkan pirogen pada aqua pi sehingga diperoleh aqua bebas pirogen karena injeksi yang dibuat dengan volume lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.

Norit digunakan untuk menghilangkan pirogen pada larutan obat karena injeksi yang bervolume besar harus bebas pirogen.

Perhitungan Dosis Infus Na bikarbonat

Dosis = 5 mEq / Kg BB (DI 2003 halaman 2472)

Sehingga dosis= 5 mEq

----------- x 50 Kg = 250 mEq

1 kg

Dosis (mEq) Yang diperoleh kurang lebih memenuhi untuk dosis pengobatan asidosis metaolik akut , dimana pemberian Na.bikarbonat utnuk asidosis metabolic akut yang konsentrasi nya serum bikarbonat ≤ 8 mEq/ L (DI 2003 hal 2471)

- Rentang ion bikarbonat normal pada orang dewasa 26-30 mEq steril sossage Form Hal 248)

- Rumus dosis mEq Na bikarbonat ( DI 2003 hal 2472)

- MEq NaHCO3 = 0,3 x 50 kg x ( 26-8) mEq/L

= 270 mEq

Dosis 250 mE kurang lebih memenuhi dosis pengobatan asidosis metabolik akut yang tertera pada mertindale 28 hal 634 yang sampI DENGAN 4,2% ( 0,5 % mmol / ml) dimana:

1g Na. Bikarbonat setara dengan 12 mEq ion Na dan bikarbat (Handbook injectable hal 1165)

Bobot Na bikarbonat

= 250 mEq

-------------- x 1 g = 20,83 g

12 mEq

Jadi dosis = 20,83 NHCO3/ 500 ml

= 4,167 g NaHCO3 / 100 ml

= 4,167 % NaHCO3

INFUS YANG MENGANDUNG NA, K, Ca, dekstrosa

Formula ( Formularium nasional edisi II 1978 hal 203 )

Tiap 500 ml mengandung :

NaCl 4,3 g

KCl 150 g

CaCl2 2,4 g

Aqua pi ad 500 ml

Rancangan formula

Tiap 500 ml mengandung :

NaCl 7,018 g

KCl 0,149 g

CaCl2 0,147 g

Dekstrosa 11,218 g

Aqua pi ad 500 ml

Latar belakang pemilihan formula

1. Dekstrosa digunakan sebagai pengisotonis karena syarat infus yaitu larutan harus isotonis. Dekstrosa dikhususkan untuk sediaan parenteral sedangakan glukosa cair tidak cocok untuk sediaan parenteral.

2. Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut dan pembawa karena bahan-bahan larut dalam air.

3. Kalium merupakan kation utama dalam cairan intraseluler dan lebih penting dalam mengatur keseimbangan asam basa, tonisitas dan elektrodinersitas. Untuk menggantikan kalium yang hilang digunakan KCl yang lebih mudah larut dalam air.

4. Kalsium merupakan kation yang penting sebagai aktivator dan berbagai macam reaksi enzimatis, dipakai dalam bentuk CaCl2 yang lebih mudah larut dalam air.

5. Norit digunakan untuk menyerap bahan-bahan pengotor yang mungkin ada.

6. H2O2 digunakan untuk membebaskan pirogen dalam sediaan infus karena syarat untuk sediaan infus harus bebas pirogen.

7. Natrium merupakan kation mayor dalam cairan ekstraseluler. Fungsinya adalah pengontrol distribusi air, cairan keseimbangan elektrolit dan tekanan osmotik dari cairan tubuh. NaCl digunakan karena larut dalam air dan digunakan sebagai natrium yang hilang

Penimbangan

NaCl : 120 mEq x 1g = 7,018 g

17,1 mEq

KCl : 2 mEq x 1g = 0,149 g

13,4 mEq

CaCl2 : 2 mEq x 1g = 0,147 g

13,6 mEq

Perhitungan isotonis

V = {( W1 x E1 ) + ( W2 x E2 ) + ( W3 x E3 )} x 111,1

= {(7,018 x 1) + (0,149 x 0,76) + (0,147 x 0,51)} x 111,1

= 800,57 ml

% Tonisitas = 800,57 ml x 0,9 %

1000 ml

= 0,72 %

Dekstrosa yang dibutuhkan agar infus isotonis :

V = 800,57 + ( 0,16 x W5 ) x 111,1

1000 = 800,57 – 17,7776 W5

199,43 = 17,7776 W5

W5 = 11,218 g

LARUTAN PENCUCI PADA OPERASI LAMBUNG

Rencara formula :

Formula I : NaCl fisiologis ( DI 2003 hal 2555 )

Formula II : Air steril pro injeksi (DI 2003 hal 2555 )

Formula III : Ringer ( DI 2003 hal 2556 ), isinya :

- NaCl 8,6 g

- KCl 0,3 g

- CaCl2 0,33 g

- Air ad 1000 ml

Usulan formula :

NaCl 0,9 %

Aqua p.i ad 500 ml

Alasan pemilihan formula :

* Hanya menggunakan NaCl saja karena untuk mencuci lambung ( DI )
* Menggunakan aqua p.i karena menggunakan metode sterilisasi akhir

Posting Komentar

tokoh keperawatan berkata:

Menurut Martha. E. Rogers, untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan dan tujuan akhir dari perubahan dapat dicapai . Langkah-langkah tersebut antara lain :
Tahap Awereness,
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan
Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan dan selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah
Tahap Evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan
Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan
Tahap Adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

banner_ku

Image and video hosting by TinyPic

Tukar Banner

Tukeran link



Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

Image and video hosting by TinyPic

banner blog-blog lainnya

Image and video hosting by TinyPic http://bengawan.org/

among us

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP